Minggu, 12 Juli 2015

Memoar Sendu (flash fiction)

"Vicky, aku merindukanmu" desisku di antara rinai hujan.
Masih di bulan November di tahun yang berbeda. Hujan dan November mengingatkanku padamu.
~~~~~

Mendung masih menggelayuti sore itu. Disusul rinai hujan.
Kau yang menyambutku dengan payung hitam saat tubuhku basah kuyup di tepi jalan saat berteduh.
Hujan dan pajung hitam mengawali pertemuan kita. Kau berkata 'kau tau, hujan itu anugrah. 
Karena turunya di iringi oleh malaikat, dan hujan yang mempertemukanku denganmu'
Pertemuan singkat yang masih terekam jelas dibenakku yang menyisakan sedikit goresan emas bertanda `sahabat`.
 


~~~~~ 






 

"Vicky, apa kau masih merasakan rinai persahabatan kita?
 Kau berjanji akan datang kembali padaku di bulan November dengan payung hitammu.
Tapi kau salah vicky, aku yang memegang payung hitam di dekat pusaramu tepat di bulan November.
Kau tak kembali padaku, tapi kau kembali pada Ilahi.
Kau memang anugrah Vicky, seperti halnya hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar